Yogyakarta, 26 September 2024 – Dalam rangka menggali dan mengenang peristiwa bersejarah yang menjadi bagian penting dari perjuangan bangsa Indonesia, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan dialog sejarah bertajuk “ Dibawah Langit Ngoto: Menggali Kisah Dakota VT-CLA dan Perlawanan Rakyat Untuk Kemerdekaan ”. Acara ini dilaksanakan di Auditorium Universitas PGRI Yogyakarta dan dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah serta masyarakat umum.
Dialog sejarah ini bertujuan untuk menelusuri kembali salah satu episode penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yakni insiden jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA di Ngoto, yang membawa serta tokoh penting Angkatan Udara, di antaranya adalah Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, serta peran rakyat dalam melawan penjajahan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Seksi Sejarah Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni Universitas PGRI Yogyakarta, serta Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta. Para undangan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan dialog sejarah ini, yang dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat kesadaran sejarah di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

Dalam acara yang penuh semangat nasionalisme ini, hadir sebagai narasumber Julianto Ibrahim, S.S., M.Hum, dosen Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada, yang memaparkan konteks sejarah dan pentingnya peristiwa jatuhnya Dakota VT-CLA dalam perjalanan panjang kemerdekaan Indonesia. Julianto menekankan bahwa peristiwa Ngoto merupakan simbol dari pengorbanan besar yang dilakukan oleh rakyat dan TNI dalam mempertahankan kedaulatan negara.
” Insiden Dakota VT-CLA di Ngoto bukan hanya sekadar tragedi penerbangan, tetapi juga menjadi simbol betapa besar harga yang harus dibayar bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-tokoh seperti Abdulrachman Saleh dan Adisucipto adalah pahlawan yang memberikan segalanya untuk tanah air “ ungkap Julianto.

Selain itu, narasumber lain, Kolonel Sus Komaruddin, S.Pd, dari Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, memberikan paparan mendalam mengenai peran Angkatan Udara dalam perjuangan kemerdekaan, termasuk peristiwa tragis Dakota VT-CLA yang menandai pengorbanan besar dari prajurit-prajurit Angkatan Udara. Komaruddin mengajak audiens untuk mengenang jasa-jasa besar para pahlawan bangsa yang gugur di medan tugas.
” Perjuangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara pada masa itu adalah cermin keberanian dan dedikasi total kepada negara. Tragedi Dakota VT-CLA adalah contoh nyata dari komitmen tersebut, di mana para pahlawan kita mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya kemerdekaan Indonesia “ jelas Komaruddin.
Sementara itu, Darsono, M.Pd, dosen Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta, menyoroti pentingnya pendidikan sejarah dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air pada generasi muda. Ia menekankan bahwa dialog sejarah seperti ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak generasi muda tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
“Generasi muda harus terus belajar dari sejarah agar tidak melupakan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Dialog sejarah seperti ini menjadi sarana penting untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme pada mahasiswa dan masyarakat luas “ ujar Darsono.

Kegiatan dialog ini mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta. Mereka aktif berdiskusi dan menggali lebih dalam mengenai peran Angkatan Udara dan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, serta bagaimana peristiwa tersebut memberikan dampak signifikan dalam sejarah bangsa.
Selain menjadi ajang diskusi ilmiah, kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran sejarah di kalangan generasi muda dan masyarakat umum. Dialog ini tidak hanya menjadi ajang refleksi sejarah tetapi juga sebagai upaya menghidupkan kembali nilai-nilai nasionalisme di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Penyelenggaraan acara seperti ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran sejarah dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
Kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui kegiatan pembinaan komunitas ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan sejarah bangsa. Dialog yang berlangsung selama hampir tiga jam ini ditutup dengan pesan dari para narasumber untuk selalu menjaga semangat kebangsaan dan terus menghargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa sejarah bukan hanya sekadar catatan masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi dan semangat untuk masa depan.

Dengan keberhasilan acara ini, diharapkan akan semakin banyak kegiatan serupa yang digelar, agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat terus mengenang dan belajar dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.