Yogyakarta, 31 Oktober 2024 – Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta kembali mengadakan kuliah tamu yang mengangkat tema menarik seputar kebudayaan prasejarah Indonesia. Kuliah tamu yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom ini mengusung tema “Kebudayaan Pacitanian: Menggali Jejak Prasejarah di Kabupaten Pacitan”. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah serta sejumlah dosen dan peserta dari berbagai latar belakang yang turut tertarik untuk mendalami tema yang diangkat.

Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UPY, Bapak Darsono, M.Pd. Dalam sambutannya, Bapak Darsono menyampaikan pentingnya memahami kebudayaan prasejarah Indonesia, terutama dalam konteks budaya Pacitanian yang memiliki nilai sejarah tinggi. Beliau juga menekankan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memperluas wawasan mahasiswa terhadap sejarah lokal yang kaya serta memperdalam pemahaman mereka terhadap kontribusi budaya prasejarah terhadap kehidupan modern. “Pemahaman mendalam tentang budaya lokal seperti Pacitanian akan memberikan perspektif baru dalam mempelajari sejarah Indonesia,” ujar Bapak Darsono.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ibu Sri Dwi Ratna, S.Sos., M.Hum, dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan,. Dalam paparannya, Ibu Sri Dwi Ratna membahas secara mendalam perkembangan kebudayaan Pacitanian, yang dikenal sebagai salah satu jejak tertua prasejarah di Indonesia. Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa kebudayaan Pacitanian, yang terletak di Kabupaten Pacitan, adalah salah satu pusat peradaban prasejarah yang penting. Situs-situs arkeologi yang ada di wilayah ini, seperti Gua Song Terus dan Gua Tabuhan, mengandung berbagai peninggalan berupa alat-alat batu yang menunjukkan jejak kehidupan manusia purba di wilayah ini. “Pacitan telah menjadi saksi bisu dari jejak peradaban manusia purba di Indonesia, khususnya melalui alat-alat batu yang ditemukan di gua-gua Pacitan,” jelas Ibu Ratna.

Dalam sesi diskusi, Ibu Ratna menekankan pentingnya generasi muda, khususnya mahasiswa sejarah, untuk berperan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan budaya prasejarah ini. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pelestarian sejarah dan kebudayaan Indonesia. “Pelestarian budaya bukan hanya tugas para ahli, tetapi juga tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa yang mencintai sejarah dan kebudayaan,” tutup Ibu Ratna.
Kuliah tamu ini disambut antusias oleh para peserta, khususnya mahasiswa, yang aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Beberapa peserta tertarik pada bagaimana kebudayaan Pacitanian mempengaruhi perkembangan peradaban Nusantara selanjutnya. Menanggapi hal ini, Ibu Ratna mengungkapkan bahwa meskipun kebudayaan Pacitanian berakhir ribuan tahun yang lalu, jejak peninggalannya memberikan inspirasi dan bukti nyata yang membantu arkeolog dan sejarawan dalam merangkai cerita panjang peradaban di Indonesia.

Melalui kuliah tamu ini, diharapkan menjadi langkah awal dalam memperluas wawasan mahasiswa terhadap kebudayaan prasejarah Indonesia, khususnya budaya Pacitanian yang unik dan bernilai tinggi. Selain itu kegiatan ini juga memperkuat komitmen Prodi Pendidikan Sejarah UPY dalam menghadirkan program akademis yang berwawasan lokal namun relevan dalam konteks global.